Pencarian
Bahasa Indonesia
  • English
  • 正體中文
  • 简体中文
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Magyar
  • 日本語
  • 한국어
  • Монгол хэл
  • Âu Lạc
  • български
  • Bahasa Melayu
  • فارسی
  • Português
  • Română
  • Bahasa Indonesia
  • ไทย
  • العربية
  • Čeština
  • ਪੰਜਾਬੀ
  • Русский
  • తెలుగు లిపి
  • हिन्दी
  • Polski
  • Italiano
  • Wikang Tagalog
  • Українська Мова
  • Lainnya
  • English
  • 正體中文
  • 简体中文
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Magyar
  • 日本語
  • 한국어
  • Монгол хэл
  • Âu Lạc
  • български
  • Bahasa Melayu
  • فارسی
  • Português
  • Română
  • Bahasa Indonesia
  • ไทย
  • العربية
  • Čeština
  • ਪੰਜਾਬੀ
  • Русский
  • తెలుగు లిపి
  • हिन्दी
  • Polski
  • Italiano
  • Wikang Tagalog
  • Українська Мова
  • Lainnya
Judul
Naskah
Berikutnya
 

Hukum Sebab Akibat: Kisah Nyata Karma dan Transformasi Spiritual, Bagian 2 dari Banyak Seri

Details
Unduh Docx
Baca Lebih Lajut
Hukum Sebab Akibat – yang juga dikenal sebagai karma – adalah prinsip universal yang mengajarkan bahwa setiap pikiran, kata, dan tindakan memicu gerakan konsekuensi berantai. Tidak ada yang terjadi secara kebetulan; semua pengalaman adalah buah dari benih yang kita tanam. Dalam seri ini, kita menjelajahi kisah nyata tentang kehidupan yang berubah melalui pelajaran karma. Kisah-kisah ini mengungkapkan bagaimana kesadaran spiritual, penyesalan, dan hidup yang mulia dapat mengangkat jiwa dan membentuk ulang takdir.

Janin adalah tahap awal kehidupan manusia, makhluk yang berkembang membutuhkan perlindungan dan perawatan. Namun dalam keadaan tertentu, seorang wanita mungkin memutuskan untuk mengakhiri kehidupan yang berkembang di dalam tubuhnya.

Menurut Laporan UNFPA tentang Kondisi Populasi Dunia 2022, hampir setengah dari seluruh kehamilan di dunia – sekitar 121 juta per tahun – tidak diinginkan, dengan lebih dari 60% di antaranya mengakibatkan aborsi yang diinduksi. Organisasi Kesehatan Dunia memperkirakan bahwa sekitar 73 juta aborsi yang diinduksi berlangsung setiap tahun di seluruh dunia. Yang mengkhawatirkan, sekitar 45% dari aborsi ini tidak aman, berkontribusi secara signifikan terhadap kematian ibu dan morbiditas (mudah kena sakit).

Aborsi mungkin tampak seperti solusi sementara, tapi meninggalkan bekas yang tak terhapuskan dan tidak akan pernah bisa dihapus. Bagi seorang perempuan, aborsi tidak hanya berarti mengakhiri hidup, tetapi juga menciptakan luka yang tak kunjung sembuh di dlm jiwa. Kisah berikut ini berfungsi sebagai pengingat penyesalan yang terlambat, harga dari pilihan yang dibuat, dan tanggung jawab kita terhadap kehidupan mereka yang belum lahir.

Saya hamil hanya beberapa bulan setelah menikah. Pada saat itu, karena saya belum mengerti ajaran Buddha dan tidak tahu tentang bahaya dari pembalasan karma, saya pikir situasi keuangan kami tidak cukup stabil untuk membesarkan anak, jadi saya melakukan aborsi. Kemudian, seiring berkembangnya bisnis kami dan membaiknya kondisi keuangan, saya melahirkan tiga anak satu demi satu. Tapi ketika saya hamil yang keempat, saya tidak merasakan kegembiraan sama sekali, karena itu mengganggu rencana kami. Jadi saya memilih untuk melakukan aborsi lagi, melakukan pelanggaran yang sama sekali lagi. Kemudian beberapa teman mengundang saya ke kuil, di mana saya beruntung bisa mendengarkan ajaran Dharma. Terinspirasi, saya memutuskan untuk belajar dan mempraktikkan ajaran Buddha, membaca doa pertobatan sebagai bagian dari rutinitas harian saya. Sejak saat itu, saya bersumpah untuk berbuat baik dan menjauhi kejahatan, seperti yang diajarkan Sang Buddha.

Hal ini menandai titik balik yang krusial – saat ketika kebangkitan spiritual dimulai. Melalui paparan ajaran Buddha, dia mulai memahami hukum sebab dan akibat.

Setelah merenungkan diri, saya menyadari bahwa saya telah melakukan dosa besar. Dua aborsi yang pernah saya lakukan di masa lalu membuat saya menyesal tanpa henti. Sekarang saya sudah berusia lebih dari 50 tahun, dan tahun lalu, selama pemeriksaan medis, dokter memberitahu saya saya menderita kanker payudara. Saya tahu ini adalah pembalasan – buah pahit yang telah datang dari karma mengambil nyawa anak yang belum lahir. Sekarang satu-satunya hal yang bisa saya lakukan adalah menerimanya dengan tenang. Semua manfaat dari latihan saya, saya dedikasikan untuk jiwa-jiwa tak berdosa yang belum lahir, dan demi mereka saya berusaha melakukan banyak perbuatan baik, berdoa agar mereka dapat terlahir kembali ke alam yang penuh berkah. Bersyukur karena sudah belajar ajaran Sang Buddha dan mengandalkan berkat dari Para Buddha dan Bodhisattva, meskipun saya menderita kanker, saya tidak menderita siksaan atau rasa sakit yang tak tertahankan.

Daripada menanggapi dengan penyangkalan atau keputusasaan ketika menghadapi penyakitnya, dia menerima tanggung jawab atas tindakan masa lalunya dan mengubah penderitaannya menjadi welas asih. Ini merupakan contoh bagaimana pemahaman spiritual dapat mengubah bahkan keadaan yang paling sulit sekalipun menjadi peluang untuk pertumbuhan dan penyembuhan. Dia melanjutkan berbagi cerita tentang saudara perempuannya.

Adik perempuan saya Vy, akan tetapi, tidak seberuntung itu. Suaminya bekerja di luar negeri, dan meskipun dia memiliki pekerjaan yang sangat bagus, dia sangat sibuk dan punya sedikit waktu untuk merawat anak-anaknya. Saat dia hamil dengan anak keduanya, suaminya sedang pergi. Karena Vy tidak mengerti ajaran Sang Buddha, dia tidak merasakan kegembiraan; sebaliknya, dia pikir anak ini hanya akan membawa beban dan kekhawatiran, menghabiskan banyak waktunya. Jadi, tanpa perlu membahasnya dengan suaminya, dia memberi tahu dokter bahwa dia tidak ingin mempertahankan anak itu . Dibutakan oleh ketidaktahuan, Vy melakukan pelanggaran berat mengambil nyawa. Ketika berkatnya habis, kemalangan tiba: pada usia 55 tahun, dia didiagnosis dengan kanker payudara. Meskipun menjalani operasi, radiasi, kemoterapi, dan setiap pengobatan yang memungkinkan, Vy akhirnya meninggal dunia.

Perbandingan yang tragis ini menerangi kebenaran mendasar tentang kekuatan pertobatan dan latihan spiritual dibandingkan dengan konsekuensi tetap berada dalam ketidaktahuan. Kedua saudari itu melakukan tindakan serius yang sama dan keduanya menghadapi konsekuensi karma yang serupa melalui kanker payudara. Namun, perbedaan hasil mereka sangat besar menunjukkan bahwa tidak ada kata terlambat untuk kebangkitan spiritual dan pertobatan untuk mengubah takdir kita.

Mari kita dengarkan pesan terakhir dari wanita dalam cerita ini.

Jika saja saya telah belajar ajaran Sang Buddha sebelumnya, saya tidak akan melakukan dosa-dosa seperti itu, dan saya tidak akan mengizinkan teman-teman dan saudara saya untuk melakukannya. Saya menemukan bahwa menjadi vegan benar-benar bermanfaat – ini membantu memurnikan tubuh dan pikiran dan mengurangi keinginan. Di sisi lain, makan daging membangkitkan keinginan yang lebih kuat, membuat tubuh menjadi tercemar, dan menahan diri menjadi sulit. Apa yang ingin saya sampaikan kepada semua orang adalah ini: ketika Anda sedang hamil, jangan pernah – dalam keadaan apa pun –melakukan aborsi. Saya berharap bahwa kata “aborsi” akan dihapus selamanya dari dunia ini, sehingga setiap anak yang belum lahir mungkin memiliki kesempatan untuk lahir sebagai manusia, bertemu dengan ajaran Sang Buddha, berlatih di jalur, meninggalkan penderitaan, dan menemukan kebahagiaan sejati.

Kesaksian yang menyentuh hati ini tidak dimaksudkan utk menimbulkan rasa takut, tapi untuk membangkitkan rasa kasih sayang dan kesadaran. Sang Buddha mengajarkan bahwa mengambil nyawa, bahkan anak yang belum lahir, menciptakan hutang karma yang besar. Mari kita renungkan sekarang tentang ajaran spiritual tentang aborsi dan mengapa memahami karma dan bertobat adalah hal yang sangat penting.

Ketika ditanya tentang topik ini oleh ilmuwan Barat, Yang Mulia Dalai Lama (pendukung vegetarian) menegaskan: “Agama Buddha berpendapat bahwa kesadaran memasuki makhluk hidup sejak saat pertama dari konsepsi, karena di mana blastokista masih dianggap sebagai organisme. Jadi, mereka memandang aborsi sebagai tindakan merenggut nyawa seseorang.”

Dalam Saṃyutta Nikāya (Wacana Terhubung), diajarkan bahwa terlahir kembali sebagai manusia sama langkanya dengan sedikit tanah yang menempel di kuku jari bila dibandingkan dengan luasnya Bumi; makhluk yang tak terhitung jumlahnya harus dilahirkan kembali di luar alam manusia. Oleh karena itu, aborsi dianggap merusak rasa welas asih, menurunkan nilai-nilai moral, dan menundukkan seseorang pada hukum sebab dan akibat.

Sūtra Mahāyāna tentang Umur Panjang mengajarkan bahwa kejahatan pembunuhan janin mengarah pada kelahiran kembali di neraka: “Dari atas, api berkobar ke bawah; dari bawah, api naik ke atas. Di semua sisi, dinding besi melingkupinya, dan jaring besi menutupi baik di atas maupun di bawah. Empat gerbang – timur, barat, utara, dan selatan – terbakar dengan api yang besar dari pembalasan karma. Tubuh setiap pelaku kejahatan diubah dan diregangkan melintasi delapan ribu kali lipat siklus di seluruh neraka. Ular besi raksasa memuntahkan api beracun yang membakar orang berdosa tak tertahankan. Dari mulut, mata, atau telinga, api yang dahsyat meletus, menelan orang berdosa selama kalpa yang tak terhitung banyaknya. Elang besi merobek dan mencabik dagingnya, sementara anjing besi menggerogoti dengan rakus. Para penyiksa memiliki kepala banteng dan wajah kuda, memegang senjata, berteriak sangat dahsyat seperti badai.”

Penggambaran yang begitu jelas tentang konsekuensi karma mengingatkan kita tentang keseriusan mengambil nyawa. Ketika merenungkan hal ini, Maha Guru Ching Hai (vegan) menjelaskan kebijaksanaannya tentang bagaimana kita dapat merespons terhadap situasi moral yang sulit seperti itu.

Dalam agama Buddha, membunuh sama sekali tidak boleh dilakukan. Dalam banyak “paham” yang lainnya, itu sama saja. Hanya saja dalam agama Buddha, itu lebih ketat. Dan para wanita yang telah dibesarkan dalam agama Buddha akan berpikir lebih dulu sebelum mereka mengambil keputusan seperti aborsi.

Tapi sekarang, kesalahan apa pun yang telah Anda lakukan, Anda selalu bisa bertobat dan mengulang masa kini dan masa depan untuk menebusnya. Ingat, suatu saat, Mahatma Gandhi ditanyai sebuah pertanyaan. Seseorang bertanya kepadanya bahwa orang itu telah membunuh seorang anak Muslim, jadi dia mungkin akan masuk neraka; apa yang harus dia lakukan? Jadi Mahatma Gandhi mengatakan kepadanya bahwa Anda dapat mengulanginya. Anda dapat menebus diri Anda dengan mengadopsi anak Muslim, dan membesarkan mereka sebaik yang Anda bisa. Manusia bisa melakukan kesalahan karena ketidaktahuan, karena situasi yang tidak menguntungkan, karena kesulitan keuangan, tapi kita selalu bisa menebus diri kita sendiri. Membalas dosa dengan kebaikan. Lakukan yang sebaliknya. Lakukan apa yang kita bisa untuk menghapus kenangan buruk, perasaan bersalah, dan kesalahan buruk. Ciptakan masa depan yang lebih baik mulai sekarang.
Tonton Lebih Banyak
Semua bagian (2/2)
1
Sains dan Spiritualitas
2025-09-03
1119 Tampilan
2
Sains dan Spiritualitas
2025-10-15
372 Tampilan
Tonton Lebih Banyak
Daftar Putar (1/100)
1
Sains dan Spiritualitas
2025-10-15
372 Tampilan
3
Sains dan Spiritualitas
2025-10-01
596 Tampilan
4
Sains dan Spiritualitas
2025-09-24
911 Tampilan
5
Sains dan Spiritualitas
2025-09-17
1014 Tampilan
6
Sains dan Spiritualitas
2025-09-10
701 Tampilan
7
Sains dan Spiritualitas
2025-09-03
1119 Tampilan
8
Sains dan Spiritualitas
2025-08-27
1109 Tampilan
9
Sains dan Spiritualitas
2025-08-20
868 Tampilan
10
Sains dan Spiritualitas
2025-08-13
1029 Tampilan
11
Sains dan Spiritualitas
2025-08-06
1048 Tampilan
12
Sains dan Spiritualitas
2025-08-02
833 Tampilan
13
Sains dan Spiritualitas
2025-07-30
1494 Tampilan
14
Sains dan Spiritualitas
2025-07-23
1637 Tampilan
15
Sains dan Spiritualitas
2025-07-16
2064 Tampilan
16
Sains dan Spiritualitas
2025-07-09
1699 Tampilan
17
Sains dan Spiritualitas
2025-07-02
1306 Tampilan
18
Sains dan Spiritualitas
2025-06-28
1905 Tampilan
19
Sains dan Spiritualitas
2025-06-25
1374 Tampilan
20
Sains dan Spiritualitas
2025-06-21
3186 Tampilan
21
Sains dan Spiritualitas
2025-06-18
2119 Tampilan
22
Sains dan Spiritualitas
2025-06-11
2371 Tampilan
23
Sains dan Spiritualitas
2025-06-04
3098 Tampilan
24
Sains dan Spiritualitas
2025-05-21
1591 Tampilan
25
Sains dan Spiritualitas
2025-05-14
1796 Tampilan
26
Sains dan Spiritualitas
2025-05-07
2025 Tampilan
27
Sains dan Spiritualitas
2025-04-30
1839 Tampilan
28
Sains dan Spiritualitas
2025-04-23
2079 Tampilan
30
Sains dan Spiritualitas
2025-03-26
1498 Tampilan
31
Sains dan Spiritualitas
2025-03-19
1776 Tampilan
32
Sains dan Spiritualitas
2025-03-12
1785 Tampilan
33
Sains dan Spiritualitas
2025-03-05
2002 Tampilan
34
Sains dan Spiritualitas
2025-02-28
2779 Tampilan
35
Sains dan Spiritualitas
2025-02-19
1796 Tampilan
36
Sains dan Spiritualitas
2025-02-12
1642 Tampilan
37
Sains dan Spiritualitas
2025-02-05
2133 Tampilan
38
Sains dan Spiritualitas
2025-01-29
2031 Tampilan
39
Sains dan Spiritualitas
2025-01-22
2254 Tampilan
40
Sains dan Spiritualitas
2025-01-15
1897 Tampilan
41
Sains dan Spiritualitas
2025-01-08
2374 Tampilan
42
Sains dan Spiritualitas
2025-01-01
2027 Tampilan
43
21:16

Ilmu Kepingan Salju

1872 Tampilan
Sains dan Spiritualitas
2024-12-25
1872 Tampilan
44
Sains dan Spiritualitas
2024-12-18
2601 Tampilan
45
Sains dan Spiritualitas
2024-12-11
2118 Tampilan
46
Sains dan Spiritualitas
2024-12-09
1763 Tampilan
47
Sains dan Spiritualitas
2024-12-06
2901 Tampilan
48
Sains dan Spiritualitas
2024-12-04
2671 Tampilan
49
Sains dan Spiritualitas
2024-11-29
5344 Tampilan
50
Sains dan Spiritualitas
2024-11-27
2029 Tampilan
51
Sains dan Spiritualitas
2024-11-18
2758 Tampilan
52
Sains dan Spiritualitas
2024-11-17
1859 Tampilan
53
Sains dan Spiritualitas
2024-11-13
2184 Tampilan
54
Sains dan Spiritualitas
2024-11-10
2336 Tampilan
57
Sains dan Spiritualitas
2024-10-28
3038 Tampilan
58
Sains dan Spiritualitas
2024-10-23
2053 Tampilan
60
Sains dan Spiritualitas
2024-10-18
2437 Tampilan
61
Sains dan Spiritualitas
2024-10-16
3214 Tampilan
62
Sains dan Spiritualitas
2024-10-11
3307 Tampilan
63
Sains dan Spiritualitas
2024-10-09
2281 Tampilan
64
22:02
Sains dan Spiritualitas
2024-09-25
2682 Tampilan
65
Sains dan Spiritualitas
2024-09-18
1843 Tampilan
66
Sains dan Spiritualitas
2024-09-11
2278 Tampilan
67
Sains dan Spiritualitas
2024-08-28
2559 Tampilan
68
Sains dan Spiritualitas
2024-08-21
3468 Tampilan
69
Sains dan Spiritualitas
2024-08-14
2788 Tampilan
70
Sains dan Spiritualitas
2024-07-31
3077 Tampilan
71
Sains dan Spiritualitas
2024-07-24
3493 Tampilan
72
Sains dan Spiritualitas
2024-07-17
2802 Tampilan
73
Sains dan Spiritualitas
2024-07-10
3270 Tampilan
74
Sains dan Spiritualitas
2024-06-26
3794 Tampilan
75
Sains dan Spiritualitas
2024-06-19
3164 Tampilan
76
Sains dan Spiritualitas
2024-06-12
3122 Tampilan
77
Sains dan Spiritualitas
2024-05-29
3429 Tampilan
78
Sains dan Spiritualitas
2024-05-22
4559 Tampilan
79
Sains dan Spiritualitas
2024-05-15
3002 Tampilan
80
Sains dan Spiritualitas
2024-05-01
2854 Tampilan
81
Sains dan Spiritualitas
2024-04-24
3428 Tampilan
82
Sains dan Spiritualitas
2024-04-17
3016 Tampilan
83
Sains dan Spiritualitas
2024-04-10
3144 Tampilan
84
Sains dan Spiritualitas
2024-03-27
4077 Tampilan
85
Sains dan Spiritualitas
2024-03-20
3954 Tampilan
86
Sains dan Spiritualitas
2024-03-13
5525 Tampilan
89
Sains dan Spiritualitas
2024-02-16
3871 Tampilan
90
Sains dan Spiritualitas
2024-01-31
3375 Tampilan
91
Sains dan Spiritualitas
2024-01-24
3798 Tampilan
92
Sains dan Spiritualitas
2024-01-17
4161 Tampilan
94
Sains dan Spiritualitas
2023-12-27
3338 Tampilan
95
Sains dan Spiritualitas
2023-12-20
4071 Tampilan
96
Sains dan Spiritualitas
2023-12-13
3221 Tampilan
97
Sains dan Spiritualitas
2023-11-29
4941 Tampilan
98
Sains dan Spiritualitas
2023-11-22
3228 Tampilan
99
Sains dan Spiritualitas
2023-11-15
4052 Tampilan
100
Sains dan Spiritualitas
2023-11-01
3879 Tampilan
Tonton Lebih Banyak
Video Terbaru
Antara Guru dan Murid
2025-10-22
14 Tampilan
Perjalanan Melalui Alam Estetis
2025-10-21
281 Tampilan
Antara Guru dan Murid
2025-10-21
675 Tampilan
Berita Patut Disimak
2025-10-20
606 Tampilan
37:34
Berita Patut Disimak
2025-10-20
109 Tampilan
Planet Bumi: Rumah Tercinta Kita
2025-10-20
116 Tampilan
Bagikan
Bagikan ke
Lampirkan
Mulai pada
Unduh
Mobile
Mobile
iPhone
Android
Tonton di peramban seluler
GO
GO
Prompt
OK
Aplikasi
Pindai kode QR, atau pilih sistem telepon yang tepat untuk mengunduh
iPhone
Android